SIFAT-SIFAT INTI ATOM
A.
Inti Atom
Inti atom terdiri dari proton dan
neutron. Banyaknya proton dalam inti atom disebut nomor atom, dan menentukan
berupa elemen apakah atom itu.Ukuran inti atom jauh lebih kecil dari ukuran
atom itu sendiri, dan hampir sebagian besar tersusun dari proton dan neutron,
hampir sama sekali tidak ada sumbangan dari electron (Triatmojo: 2006).
Jumlah netron dalam inti atom
menentukan isotop elemen tersebut. Jumlah proton dan netron dalam inti atom
saling berhubungan; biasanya dalam jumlah yang sama, dalam nukleus besar ada
beberapa netron lebih. Kedua jumlah tersebut menentukan jenis nukleus. Proton
dan netron memiliki masa yang hampir sama, dan jumlah dari kedua masa tersebut
disebut nomor masa, dan beratnya hampir sama dengan masa atom ( tiap isotop
memiliki masa yang unik ). Masa dari elektron sangat kecil dan tidak menyumbang
banyak kepada masa atom (Triatmojo: 2006).
Inti Atom Berdasarkan Eksperimen
Rutherford
Setelah melakukan eksperimen,
Rutherford menyimpulkan bahwa benda pejal itu merupakan inti atom. Hal ini
berarti bahwa atom terdiri dari inti atom dan ruang kosong. Di luar inti atom
terdapat electron yang bermuatan negative dan jumlahnya sama dengan
muatan pada inti atom. Elektron beredar mengelilingi inti atom pada jarak yang
relatif jauh dari inti atom. Lintasan electron tersebut dinamakan kulit atom.
Jarak inti atom ke kulit electron disebut jari–jari atom. Informasi saat ini
berdasarkan penelitian dengan menggunakan sinar-X, menyatakan bahwa diameter
suatu atom adalah 10-10 m atau 1/50.000 kali diameter atom (Parning:
2003)
B.
Sifat-sifat Inti Atom
Sifat inti atom dibedakan menjadi
dua, yaitu sifat inti yang tak bergantung/gayut pada waktu (time
independent) dan sifat inti yang bergantung/gayut pada waktu (time
dependent).
1.
Sifat inti yang tak bergantung/gayut
pada waktu (time independent)
a a) Jari-jari
(Radius)
Sampai sekarang, belum ditemukan cara langsung untuk
menentukan jari-jari inti. Pada umumnya ada dua cara yang digunakan untuk
menentukan jari-jari inti yang hasilnya menentukan jari-jari inti yang hasilnya
berbeda, karena definisi jari-jari inti dalam kedua cara tersebut berbeda.
Semua eksperimen
yang
dilakukan untuk
menentukan
radius
inti menunjukkan bahwa perkiraan secara kasar untuk radius
inti
adalah
R
= r0.A1/3
|
(1)
|
dimana,
r0 : konstanta yang tidak tergantung pada A
(sekitar1, 1 sampai dengan 1,6 fm)
A : nomor massa
ro ditentukan melalui eksperimen, yaitu:
a.
Cara Nuklir
Cara ini diukur jari-jari gaya inti (nuclear
force radius),yaitu jarak dari pusat inti (core) ke jarak jangkauan gaya
inti. Adapun hamburan partikel alfa, diperoleh: ro=1,414 x 10-13
cm, peluruhan alfa dengan hasil: ro=1,48 x 10-13 cm, hamburan
neutron cepat dengan hasil:ro=1,37 x 10-13 cm.
b.
Cara elektromagnetik
Jari-jari yang diukur ialah jari-jari muatan
inti. Percobaan yang termasuk kategori ini:
·
Hamburan elektron dengan hasil r0= 1,26 F
·
Mesonik atom dengan hasil r0= 1,2 F
·
Inti cermin (H, He) dengan hasil r= (1,28 +0,05)F
·
Inti cermin (1H3, 3He3) dengan hasil r0= (1,28 +0,05)F
·
Hamburan proton dengan hasil r0= (1,25 +0,05)F
·
Pergeseran isotopik dengan hasil r0= (1,20 F
Dengan demikian volume inti sebanding dengan massa inti, sehingga semua inti memiliki densitas yang hampir sama.
Bentuk inti atom tidak selalu bulat (sferis) tetapi dapat berbentuk oblate (IA=IB < IC) atau prolate (IA<IB = IC) seperti bola rugby. Inti yang memiliki jumlah proton genap dan
neutron juga
genap selalu berbentuk bulat (sferis). Inti dengan nomor massa (A) ganjil dapat berbentuk oblate atau prolate.
b b) Massa
(Mass)
Massa inti atom sangat kecil jika dinyatakan dengan satuan
massa biasa, yaitu kurang dan 10.21 gram. Oleh karena itu harus dinyatakan
dengan satuan yang berbeda. Satuan yang diakui secara universal adalah
didasarkan pada massa atom 12C yang berada dalam keadaan netral dan
tingkat energi dasar. Satuan yang dimaksud adalah sma (satuan massa atom) atau
amu (atomic mass unit).
1
sma = ½ massa atom 12C
1
kg atom (kg mol) 12C = 12 kg, sehingga
1
gram atom (1 gram mol) 12C = 1 mol = 12.10-3 kg
1
gram atom 12C = 6.022. 1023 atom / molekul
1
sma = 

Dari kesetaraan massa dan energi (E = mc2), maka
1 sma setara dengan energi sebesar 1,492232.10.-10 joule. Dalam
sistem atom, energi pada umumnya dinyatakan dalam satuan elektron volt (eV).
Satu elektron volt didefinisikan sebagai energi yang diperoleh satu elektron
yang bermuatan 1,6.10-19 coulomb setelah menempuh beda potensial
sebesar 1volt, atau
1
eV = 1,6021.10-19 joule
1
sma = 1,66043. 10-27 kg = 1,492232. 10-10 joule = 9,3148.108 eV = 931, 48 MeV
Massa dari berbagai elemen atom diketahui lebih besar dan
berat atom. Sebagai contoh isotop oksigen 16O terdapat 8 proton, 8
neutron dan 8 elektron; jumlah massanya sama dengan 16,132 amu, sedangkan berat
atomnya sebesar 15,99491 amu. Isotop oksigen 16O lebih ringan
0,13709 amu dan elemen penyusun. Perbedaan antara total massa proton, neutron
dan elektron secara individu dengan massa atom disebut mass defect.
Persamaan
untuk mass defect adalah:
mass defect = Z.mh + (A-Z). mn – M
|
(2)
|
dimana,
Z : nomor atom
Mh : massa atom hidrogen
Mn : massa neutron
A-Z : nomor neutron
M : berat atom
Jika berat atom pada persamaan di atas diganti dengan massa
inti, maka massa atom hidrogen harus diganti massa proton.
c)
Muatan Inti (Electric charge)
Model atom Rutherford dapat menjelaskan spektra sinar-X
unsur-unsur yang diukur oleh Moseley (1913). Dari data Moseley diketahui bahwa
muatan inti adalah Z.e, dengan Z = nomor atom, dan e = + 1,602 x 10-19 Coulomb.
d)
Momentum Sudut Inti (Angular Momentum)
Besaran-besaran fisis seperti momentum sudut dan energy atom
hydrogen adalah besaran yang terkuantisasi. Kehadiran medan magnet luar dalam
atom dengan hydrogen mampu mengubah sifat simetri dalam atom dengan degenerasi.
Selain itu hadirnya medan magnet luar dalam system atom hydrogen mampu memecah
energy atom yang selanjutnya berkosekuensi pada pecahnya spectrum yang
dipancarkan oleh atom pada saat terjadi transisi dari tingkat energy yang lebih
tinggi menuju tingkat energy yang lebih rendah. Tidak kalah pentingnya
kehadiran medan magnet dalam system atom hydrogen juga mampu mengkuantisasi
arah momentum sudut dalam ruang.
Setiap inti sebuah atom pasti akan berputar, itu karena
adanya momentum sudut inti dari masing-masing nukleon didalam inti tersebut.
Karena inti berputar sesuai dengan rotasi dari nukleon maka inti akan mengalami
momentum sudut inti. Pada setiap inti terdiri dari banyak nukleon, dan dari
nukleon itu memiliki momentum sudut yang berbeda.
Seperti halnya elektron, masing-masing nukleon dalam inti
atom mempunyai spin ½. Di samping itu karena gerakannya di dalam inti atom maka
proton dan neutron juga mempunyai momentum sudut orbital. Momentum sudut total
atau spin inti (I) merupakan jumlah vektor dari momentum dusut orbital L dan
momentum sudut spin S setiap nucleon.
Proton dan Neutron
memiliki momentum sudut intrinsik yang disebut spin. Spin S berperilaku sebagai
momentum sudut, tetapi tidak bergantung pada gerak orbita partikel. Nilainya
menentukan cacah fungsi gelombang yang diperlukan untuk menggambarkan keadaan
kuantumnya secara lengkap (Ns=2S+1).
Inti atomik juga memiliki momentum sudut intrinsik dan momen
magnetik intrinsik, dan keduanya memberi sumbangan pada momentum sudut total
dan momen magnetik total. Sumbangan seperti itu kecil karena momen magnetik
inti ialah ~10-3 kali momen magnetik elektron, dan menimbulkan struktur hiperhalus
dari garis spektral dengan jarak antara komponen ~10-2 Å dibandingkan dengan
jarak antara struktur halus yang beberapa angstrom.
Momentum sudut suatu unti atom dapat ditunjukkan dari hyperfine-structure splitting garis-garis
spektrum suatu atom. Pauli menerangkan hyperfine-structure splitting ini dengan
anggapan bahwa inti mempunyai ini dengan anggapan bahwa inti mempunyai momentum
sudut, sehingga terjadi gandengan antara momentum sudut inti dengan momentum
sudut total dari elektron. Sebagaimana yang telah kita ketahui, inti terdiri
dari A nukleon, yang masing-masing mempunyai momentum sudut orbital dan spin.
Jadi total vektor momentum sudut, apabila dipakai gandengan
L S, ialah
![]() |
(3)
|
e)
Momentum listrik
·
Momen
kuadrupol inti pertama kali dideteksi oleh Schuler dan Schmidt (1935) pada saat
mereka menjelaskan hyperfine stuktur 151 Eu dan 153Eu
·
Adanya
momen kuadrupol inti menunjukkan distribusi muatan inti tidak simetris bola,
melainkan sedikit berdeviasi.
·
Konsep
multipol listrik dapat diterangkan dengan teori potensial elektrostatis.
·
Pada
umumnya multipol listrik dapat dinyatakan dengan 2. Berdasarkan angka 2
tersebut maka untuk:
l = 0 ; 20= 1 ; monopol
l = 1 ; 21 = 2 ; dipol
l = 2 ; 22= 4 ; kuadrupol
l = 3 ; 23 = 8 ; oktupol
l = 4 ; 24 = 16 ; hexadecapol
f)
Momentum Magnet (Electromagnet Momentum)
Proton
memiliki momen magnetik sekitar 0,15 persen dari momen magnetik elektron,
sehingga momen magnetik nuklir harus ber-orde sama seperti elektron jika
elektron berada dalam inti. Namun, momen magnetik inti yang teramati hampir
sama dengan momen magnetik proton bukan dengan momen magnetik elektron, suatu
penyimpangan yang tidak dapat dimengerti jika benar elektron merupakan unsur
penyusun nuklir.
Tinjau
suatu untai arus listrik i tertutup melingkupi luasan A. Momen dwikutub magnet
yang ditimbulkan oleh untai tertutup adalah:
µ = iA
Jika
untai arus tertutup berupa lintasan proton yang berbentuk lingkaran
berjari-jari r dan laju v maka:

karena
luas A = πr2 , maka momen dwikutub magnetnya adalah

karena momen sudut
orbital proton L = mp v r maka
µl = L
komponen momen dwikutub
magnet orbital ke suatu sumbu (Sumbu Z) adalah:
µlz = Lz
µlz = ml ħ
dengan ml : bilangan
kuantum magnetik orbital.
Kita definisikan
besaran magneton inti (nuklir) µN sebagai :
µN = 5,050 x
10-27 J/T
dengan mp = massa
proton, sehingga :
µlz = µNml
Nilai skalar momen
magnetik sudut spin neutron dalam arah sumbu z:
Msnz = gs (ms =
gs ms µN)
Dengan
gs menyatakan faktor g-s (tetapan giromagnetik), yang nilainya bergantung pada
jenis nukleon. Untuk proton memiliki nilai gs = +5,5855, yang menunjukkan bahwa
mp sejajar dan searah (paralel) dengan sp . sedangkan untuk neutron memiliki =
-3,82633. Hal ini berarti bahwa msn sejajar tetapi berlawanan (anti-paralel)
arah dengan Sn .
Bandingkan
nilai µN dengan suatu momen dwikutub magnet untuk elektron sebesar β = e ħ / 2
ml yang disebut magneton Bohr dalam bab Fisika Atom yang besarnya = 0,92932 x
10-23 J/T. Hasil eksperimen menunjukkan memen magnet proton akibat gerakan
spinnya (diukur dalam kerangka rehat proton) adalah :
µp
= (2,79276 ± 0,00002) µN
neutron
adalah partikel tak bermuatan, hingga seharusnya mempunyai momen dwikutub
magnet nol. Namun, hasil pengukuran menunjukkan bahwa dalam kerangka rehatnya :
µn
= -1,91315 µN
hal
ini dikarenakan meskipun muatan total neutron nol, terdapat distribusi muatan
dalam neutron yang tidak merata. Oleh karena itu, momen magnetnya tidak sama
dengan nol. Dalam model nukleon mejemuk, neutron tersusun dari tiga partikel
kuark yang berbeda muatannya.
·
Di
dalam inti atom nukleon-nukleon mengalami gerak orbital, baik proton maupun
neutron mempunyai momen magnetik.
·
Untuk
proton, momen magnetik proton, Mp, dan momentum sudut orbital, Lp.

2. Sifat
inti yang bergantung/gayut pada waktu (time dependent)
a)
Peluruhan radioaktif
Peluruhan
radioaktif adalah Peristiwa pemancaran sinar radioaktif secara spontan. Inti
atom yang tidak stabil selalu memancarkan secara spontan sinar radioaktif,
sehingga akhirnya akan diperoleh inti atom yang stabil. Unsur yang selalu
memancarkan sinar radiasi tersebut dinamakan unsur radioaktif (isotop
radioaktif). Bila ketidakstabilan inti disebabkan karena komposisi jumlah
proton dan neutronnya yang tidak seimbang, maka inti tersebut akan berubah
dengan memancarkan radiasi alfa atau radiasi beta. Sedangkan bila ketidakstabilannya
disebabkan karena tingkat energinya yang tidak berada pada keadaan dasar, maka
akan berubah dengan memancarkan radiasi gamma. Jenis peluruhan atau jenis radiasi
yang dipancarkan dari suatu proses peluruhan ditentukan dari posisi inti atom
yang tidak stabil tersebut dalam diagram N-Z.
11)
Peluruhan Sinar Alfa
Suatu inti
yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan
memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa terjadi
pembebasan energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi energi kinetik partikel
alfa dan inti anak. Inti anak memiliki energi ikat per nukleon yang lebih
tinggi dibandingkan induknya.
Dalam
peluruhan ini akan dipancarkan partikel alfa (a) yaitu suatu partikel yang terdiri
atas dua proton dan dua neutron, yang berarti mempunyai massa 4 sma dan muatan
2 muatan elementer positif. Partikel a secara simbolik dinyatakan dengan symbol
2He4.
Sifat Radiasi Alfa
a)
Daya ionisasi partikel alfa sangat besar, kurang lebih 100 kali daya
ionisasi partikel b dan 10.000 kali daya ionisasi sinar g.
ionisasi partikel b dan 10.000 kali daya ionisasi sinar g.
b)
Jarak jangkauan (tembus) nya sangat pendek, hanya beberapa mm
udara, bergantung pada energinya.
udara, bergantung pada energinya.
c)
Partikel alfa akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan
listrik.
listrik.
d)
Kecepatan partikel alfa bervariasi antara 1/100 hingga 1/10 kecepatan
cahaya.
cahaya.
22) Peluruhan Sinar Beta
Salah satu bentuk peluruhan sinar beta
adalah peluruhan neutron. Neutron akan meluruh menjadi proton, elektron, dan
antineutrino. Antineutrino merupakan partikel netral yang mempunyai energi,
tetapi tidak memiliki massa. Bentuk peluruhan sinar beta yang lain adalah
peluruhan proton. Proton akan meluruh menjadi neutron, positron, dan neutrino.
Neutrino memiliki sifat yang sama dengan antineutrino. Peluruhan sinar beta
bertujuan agar perbandingan antara proton dan neutron di dalam inti atom
menjadi seimbang sehingga inti atom tetap stabil.
Sifat
Radiasi Beta
a)
Daya ionisasinya
di udara 1/100 kali dari partikel alfa
b)
Jarak
jangkauannya lebih jauh daripada partikel alfa, di udara dapat beberapa cm.
c)
Kecepatan
partikel beta berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan cahaya.
d)
Karena sangat
ringan, maka partikel b mudah sekali dihamburkan jika melewati medium.
e)
Partikel beta
akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik.
33) Peluruhan Sinar Gamma
Suatu inti atom yang berada dalam
keadaan tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar (ground state) yang lebih
stabil dengan memancarkan sinar gamma. Peristiwa ini dinamakan peluruhan sinar
gamma. Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang memancarkan sinar
alfa maupun sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya menyertai
pemancaran sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi energi
saja, tetapi tidak mengubah susunan inti.
Berbeda dengan dua jenis peluruhan sebelumnya,
peluruhan gamma tidak menyebabkan perubahan nomor atom maupun nomor massa,
karena
radiasi yang dipancarkan dalam peluruhan ini berupa gelombang
elektromagnetik (foton). Peluruhap ini dapat terjadi bila energi inti atom
tidak berada pada keadaan dasar (ground state), atau pada bab
sebelumnya dikatakan sebagai inti atom yang isomer. Peluruhan ini dapat
terjadi pada inti berat maupun ringan, di atas maupun di bawah kurva
kestabilan. Biasanya, peluruhan g ini mengikuti peluruhan a ataupun b
radiasi yang dipancarkan dalam peluruhan ini berupa gelombang
elektromagnetik (foton). Peluruhap ini dapat terjadi bila energi inti atom
tidak berada pada keadaan dasar (ground state), atau pada bab
sebelumnya dikatakan sebagai inti atom yang isomer. Peluruhan ini dapat
terjadi pada inti berat maupun ringan, di atas maupun di bawah kurva
kestabilan. Biasanya, peluruhan g ini mengikuti peluruhan a ataupun b
Seperti dalam atom, inti atom dapat
berada pada keadaan eksitasi, yaitu keadaan inti yang tingkat energinya lebih
tinggi dari keadaan dasarnya. Inti yang berada pada keadaan eksitasi diberi
tanda star (*). Keadaan eksitasi inti ini dihasilkan dari tumbukan dengan
partikel lain.
Sifat Radiasi Gamma
a)
Sinar y
dipancarkan oleh nuklida tereksitasi (isomer) dengan panjang
gelombang antara 0,005 Å hingga 0,5 Å
gelombang antara 0,005 Å hingga 0,5 Å
b)
Daya ionisasinya
di dalam medium sangat kecil sehingga daya
tembusnya sangat besar bila dibandingkan dengan daya tembus
partikel alfa atau beta.
tembusnya sangat besar bila dibandingkan dengan daya tembus
partikel alfa atau beta.
c)
Karena tidak
bermuatan, sinar gamma tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
b)
Reaksi inti
Reaksi
inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga berubah menjadi
inti atom lain dengan disertai munculnya energi yang sangat besar. Agar terjadi
reaksi inti diperlukan partikel lain untuk menggoyahkan kesetimbangan inti atom
sehingga kesetimbangan inti terganggu. Akibatnya inti akan terpecah menjadi dua
inti yang baru. Partikel yang digunakan untuk mengganggu kesetimbangan inti
yaitu partikel proton atau neutron. Di mana partikel proton atau neutron yang
berenergi ditembakkan pada inti target sehingga setelah reaksi terjadi akan
terbentuk inti atom yang baru disertai terbentuknya partikel yang baru. Inti
target dapat merupakan inti atom yang stabil, sehingga setelah terjadi reaksi
menyebabkan inti atom menjadi inti yang tidak stabil yang kemudian disebut
isotop radioaktif. Jadi reaksi inti dapat juga bertujuan untuk mendapatkan
isotop radioaktif yang berasal dari inti stabil.
Reaksi inti sangat berbeda
dengan reaksi kimia, karena pada dasarnya reaksi inti ini terjadi karena tumbukan (penembakan)
inti sasaran (target) dengan suatu proyektil (peluru). Secara skematik
reaksi inti dapat digambarkan:
Contoh
reaksi inti antara lain adalah 7N14 + 2He4
→ 8O17 + 1H1 yaitu inti atom
Nitrogen ditembak dengan partikel (2He4) menjadi inti
atom Oksigen dengan disertai timbulnya proton (1H1), inti
atom oksigen yang terbentuk bersifat radioaktif.
Hukum Fisika Dalam
Reaksi Inti
Dalam
reaksi inti juga berlaku hukum-hukum Fisika seperti yang terjadi pada
peristiwa-peristiwa Fisika yang lainnya antara lain berlaku:
§ hukum
kekekalan momentum,
§ hukum
kekekalan energi,
§ hukum
kekekalan jumlah muatan (nomor atom),
§ hukum
kekekalan jumlah nukleon (nomor massa).
Sehingga
momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa inti sebelum reaksi dan sesudah
reaksi harus sama.
Energi
reaksi inti yang timbul diperoleh dari penyusutan massa inti, yaitu perbedaan
jumlah massa inti atom sebelum reaksi dengan jumlah massa inti atom sesudah
reaksi. Menurut Albert Einstein dalam kesetaraan antara massa dan energi
dinyatakan bahwa energi total yang dimiliki oleh suatu massa sebesar m adalah E
= mc2. Apabila semua massa inti atom dinyatakan dalam sma (satuan massa atom),
maka energi total yang dimiliki massa sebesar 1 sma setara dengan energi
sebesar 931 MeV (1 sma = 1,66 × 10-27 kg, c = 3 × 108 m/s dan 1 eV = 1.6 ×
10-19 Joule) Misalnya suatu reaksi inti dinyatakan menurut persamaan:
A + a → B + b + Q
Besarnya energi yang
timbul dapat dicari dengan persamaan:
Q = {(mA + ma) – (mB + mb)} × 931 MeV
dengan:
(mA + ma) = jumlah
massa inti atom sebelum reaksi
(mB + mb) = jumlah
massa inti atom sesudah reaksi
Q = energi yang
timbul selama reaksi terjadi
Jenis Reaksi Inti
Dalam
reaksi inti jika diperoleh Q > 0, maka reaksinya dinamakan reaksi eksoterm
yaitu selama reaksi berlangsung dilepaskan energi sedangkan jika Q < 0, maka
reaksinya dinamakan reaksi indoterm yaitu selama reaksi berlangsung diperlukan
energi. Reaksi inti dibedakan menjadi dua, yaitu reaksi fisi dan reaksi fusi.
a.
Reaksi Fisi
Reaksi
fisi yaitu reaksi pembelahan inti atom berat menjadi dua inti atom lain yang
lebih ringan dengan disertai timbulnya
energi yang sangat besar. Misalnya inti atom uranium-235 ditembak dengan
neutron sehingga terbelah menjadi inti atom Xe-235 dan Sr-94 disertai dengan
timbulnya 2 neutron yang memiliki energi tinggi. Reaksinya dapat dituliskan:
92U235 + 0n1 → 54Xe235
+ 38Sr94 + 20n1 + Q
Dalam
reaksi fisi yang terjadi akan dihasilkan energi kira-kira sebesar 234 Mev.
Dalam reaksi fisi ini timbul -baru yang berenergi tinggi. Neutron-neutron
yang timbul akan menumbuk inti atom
berat yang lain sehingga akan menimbulkan reaksi fisi yang lain. Hal ini akan
berlangsung terus sehingga semakin lama semakin banyak reaksi inti yang
dihasilkan dan dalam sekejab dapat timbul energi yang sangat besar. Peristiwa
semacam ini disebut reaksi fisi
berantai. Reaksi fisi berantai yang tak terkendali akan menyebabkan timbulnya
energi yang sangat besar dalam waktu relatif singkat, sehingga dapat
membahayakan kehidupan manusia. Reaksi berantai yang tak terkendali terjadi
pada Bom Atom. Energi yang timbul dari reaksi fisi yang terkendali dapat
dimanfaatkannya untuk kehidupan manusia. Reaksi fisi terkendali yaitu reaksi
fisi yang terjadi dalam reaktor nuklir (Reaktor Atom). Di mana dalam reaktor
nuklir neutron yang terbentuk ditangkap dan tingkat energinya diturunkan
sehingga reaksi fisi dapat dikendalikan.
Pada
umumnya untuk menangkap neutron yang terjadi, digunakan logam yang mampu
menangkap neutron yaitu logam Cadmium atau Boron. Pengaturan populasi neutron
yang mengadakan reaksi fisi dikendalikan oleh batang pengendali yang terbuat
dari batang logam Cadmium, yang diatur dengan jalan memasukkan batang
pengendali ke dalam teras-teras bahan bakar dalam reaktor. Dalam reaktor atom,
energi yang timbul kebanyakan adalah energi panas, di mana energi panas yang
timbul dalam reaktor ditransfer keluar reaktor kemudian digunakan untuk
menggerakkan generator, sehingga diperoleh energi listrik.
b. Reaksi
Fusi
Reaksi
fusi yaitu reaksi penggabungan dua inti atom ringan menjadi inti atom lain yang
lebih berat dengan melepaskan energi. Misalnya penggabungan deutron dengan
deutron menghasilkan triton dan proton dilepaskan energi sebesar kira-kira 4,03
MeV. Penggabungan deutron dengan deutron menghasilkan inti He-3 dan neutron
dengan melepaskan energi sebesar 3,3 MeV. Penggabungan triton dengan triton
menghasilkan inti He-4 dengan melepaskan energi sebesar 17,6 MeV, yang reaksi
fusinya dapat dituliskan:
1H2 + 1H2 → 1H3
+ 1H1 + 4 MeV
1H2 + 1H2 → 2He3
+ 0n1 + 3,3 MeV
1H3 +1 H3 → 2He4
+ 0n1 + 17,6 MeV
Agar
dapat terjadi reaksi fusi diperlukan temperatur yang sangat tinggi sekitar 108
K, sehingga reaksi fusi disebut juga reaksi termonuklir. Karena
untuk bisa terjadi reaksi fusi diperlukan suhu yang sangat tinggi, maka di
matahari merupakan tempat berlangsungnya reaksi fusi. Energi matahari yang
sampai ke Bumi diduga merupakan hasil reaksi fusi yang terjadi dalam matahari.
Hal ini berdasarkan hasil pengamatan bahwa matahari banyak mengandung hidrogen
(1H1). Dengan reaksi fusi berantai akan dihasilkan inti
helium-4. Di mana reaksi dimulai dengan penggabungan antardua atom hidrogen
membentuk deutron, selanjutnya antara deutron dengan deutron membentuk inti
atom helium-3 dan akhirnya dua inti atom helium-3 bergabung membentuk inti atom
helium -4 dan 2 atom hidrogen dengan melepaskan energi total sekitar 26,7 MeV,
yang reaksinya dapat dituliskan:
1H1 + 1H1→1H2 + 1e0
+ Q1
1H2 + 1H2 →2H3
+ γ + Q2
2H3 + 2H3 → 2He4
+ 2 1H1 + Q3
Reaksi tersebut
dapat ditulis:
4
1H1 → 2He4 + 2 1e0
+ Q
Tidak ada komentar:
Posting Komentar